Kamis, 11 Oktober 2012

Pembantu no Babu


Share

rasanya kuping mau putus dengerin ocehan ibu kos. kenapa emang? lo gak bayar-bayar kosan ya? trus ditagih lalu mau diusir?. bukan itu masalahnya, ibu kosku satu ini emang rada-rada aneh, galaknya amit-amit melebihi herder, crewetnya melebihi ibu tiri. padahal ibu tiri sekarang kan baik-baik, kalo ibu tiri masih galak, otomatis dia juga takut dilaporin kekomnas Ham.

tiap pagi si enci tuh ngomelin pembantu-pembantunya, padahal klo gue fikir mending dia kerjain sendiri ketimbang jadi darah tinggi tiap saat ngomel. sebulan bisa berapa kali tuh ganti pembantu. security gak ada yang betah, tukang ngepel gak betah juga, tukang cuci gak ada yang betah juga. lama-lama penghuni kos juga gak ada yang betah. atau sebenernya dia gak mau bayar jadi tiap hari biar ganti pembantu. hehe

ini bulan ketiga aku menempatin kosan ini, suasananya sih enak, kemana-mana deket, gak terlalu bayak aturan, trus aman, kosannya juga enak. tapi ya itulah harus siap denger ocehannya tiap pagi. tapi ada lagi deh, baju-baju yang dicuci pada ilang entah karna tukang cucinya satu atau emang dianya gak teliti? entahlah..

tapi kayanya tukang ngepel yang sekarang agak lumayan betah dia, soalnya udah mau dua mingguan gitu, rada wanian juga dia sama si encinya, jadi kalo si encinya ngomel dia lawan tuh. udah kaya tom and jerry. haha

cuplikan

enci : ini nih kamu gak bersih ngepelnya, harusnya kaya gini, bukan begitu,( dicontohin) diikutin sama mbaknya
enci : nanti yang ini hartus dirapiin jangan model begitu, lapnya kamu juga bau pasti gak bersih tuh yah
mbaknya : heeh iyaaah ini juga belum kelar * muka marah<!--more-->

gue jadi mikir, apa menurut dia itu pembantu adalah budak yang bisa seenaknya dia perlakukan? atau memang karakternya yang mutlak sehingga gak bisa dirubahnya? klo orang seperti itu apa pernah dia berfikir seandainya posisinya terbalik? tanpa ingin menjudge seseorang gue cuma memberi gambaran bahwa masi banyak kasus diskriminasi terhadap manusia, terhadap perempuan terhadap kaum papa. Dinegara ini sekian persen pekerjaan perempiuan berpendidikan rendah adalah "pembantu". lalu adakah undang-undang yang mengatur hukum untuk para pembantu? adakah perlindungan atas hak-hak mereka? selama ini mereka terabaikan, padahal dibalik kesussesan orang besar adalah seorang pembantu. bagaimana tidak merek yang mengurus rumah tangga termasuk membesarkan anak-anakny. sistem penggajiannya pun hanya berpatokan pada kebijakan seorang majikan dan itu tidak cukup makmur untuk kehidupannya. bayangkan jika tak ada yang namanya pekerjaan sebagai pembantu

0 comments:

Posting Komentar

Jangan lupa kasih komentar ya? :)